Selasa, 04 April 2017

bahasa arab MAF'UL MUTLAQ


المَفْعُوْلُ المُطْلَقُ
A.     Pengertian Maf’ul Mutlaq
Maf’ul mutlaq atau istilah lainnya Mashdar  adalah kalimah isim yang terbaca nashob yang berada pada urutan ketiga dari tashrifannya fi’il.1
Contoh :  ، إِسْتِغْفَرَ يَسْتَغْفَرَ إِسْتِغْفَارًا ضَرَبَ  يَضْرِبُ  ضَرْبًا، أكْرَمَ  يُكْرِمُ إكْرَامًا

B.     Syarat Maf’ul Mutlaq
1.      Maf’ul mutlaq berupa kalimat isim
2.      Dibaca nashob dan dinashobkan oleh amil. Adapun amil yang menashobkan maf’ul mutlaq ada kalanya :
a.         Fi’il taam yang mutashorrif (maksudnya bukan fi’il naqhis dan fi’il jamid)
    Contoh :  ضَرَبْتُ زَيْدًا ضَرْبَتَيْنِ (aku memukul zaid dengan dua kali pukulan)
b.        Mashdar
    Contoh :     عَجِبْتُ مِنْ ضَرْبِكَ ضَرْبًا شَدِيْدًا(aku kagum atas pukulanmu yang keras)
c.         Isim sifat
Contoh :  أَنَا ضَارٍبُ زَيْدٍ ضَرْبَ أَبِيْهِ  (aku orang yang memukul zaid seperti halnya  memukul ayahnya)
3.      Maf’ul mutlaq terbuat dari mashdar yang merupakan urutan ketiga dari tashrifnya fi’il.2






1 Abu An’im, Sang Pangeran Nahwu al-Ajuruimyyah (Kediri : Mu’jizat Group, 2009), hlm. 278
2 Ibid., hlm. 278-279

Maf’ul mutlaq memiliki beberapa fungsi.
·         Pertama, sebagai penguat atas maknanya, misalnya  وَكَلَّم اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا (Dan, Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung).
·         Kedua, sebagai penjelas atas jumlahnya, misalnya  وَقَفْتُ وَقْفَتَيْنِ (aku berhenti sebanyak dua kali).
·         Ketiga, sebagai penjelas atas jenisnya, misalnya  سِرْتُ سِيْرَ الْعُقَلَاءِ (Aku berjalan seperti jalannya orang-orang cerdas).
·         Keempat, sebagai badal (pengganti) dari segi pengucapan fi’ilnya. Misalnya, صبرا على الشدائد (Bersabar atas semua kesulitan).3

C.   Pembagian Maf’ul Mutlaq
Mashdar yang menjadi maf’ul mutlaq terbagi menjadi dua :
a)        Masdhar Lafdzi
Apabila lafadz mashdar itu sesuai (serupa) dengan lafadz fi’il-nya, maka disebut mashdar lafdzi, seperti pada contoh : فَتَحْتُ الْبَا بَ فَتْحًا  (aku telah membuka pintu dengan sebenar-benarnya).
b)        Mashdar Ma’nawi
Apabila mashdar itu sesuai dengan fi’il-nya dalam hal maknanya saja tanpa lafadznya, maka disebut mashdar ma’nawi, contoh :  جَلَسْتُ قُعُودًا  (aku telah duduk dengan sebenar-benarnya).4




3 Ulin Nuha, M.Pd.I., Buku Lengkap Kaidah-Kaidah Nahwu, (Yogyakarta : Diva Press. Cet III Juni 2014), hal. 174-175
4 K.H.Moch.Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya,(Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2016), hal. 132

D.   Contoh Maf’ul Mutlaq
                                                                                                      ثُمَّ شَقَقْنَا الأَرْضَ شَقًّا
v  شَقًّا : dibaca nashob karena menjadi maf’ul mutlaq (مَفْعُولْ مُطلَقْ)
Menjadi maf’ul mutlaq karena Mashdar dan adanya fi’il-fa’il dan pantas diberi makna : dengan / kelawan          
v  Maf’ul mutlaq kebanyakan berupa nakiroh dan mempunyai arti/makna yang sama dengan fi’ilnya. Kalimat yang tertulis tidak sempurna yang menjadi maf’ul mutlaq, biasanya dengan menyimpan kata-kata yang menjadikan kalimat tersebut sempurna.
Contoh :  وَالنَا زِعَا تِ غَرْقًا : demi malaikat pencabut nyawa dengan keras
                                                (dengan menyimpan kata ; yang mencabut nyawa )
Untuk menentukan apakah maf’ul mutlaq, atau dhorof, atau yang lainnya maka lihatlah pada syarat-syaratnya dahulu, kemudian cocokkan dengan perasaan makna-makna yang dipilih dengan mencoba maknanya satu persatu.5

E.   Contoh dalam Al-Qur’an
Ø  Surat Taha ayat 115

 وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا

Ø  Surat Al – Anbiya’ 69
 قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ  




5 H.Taufiqul Hakim, Amtsilati Program Pemula Membaca Kitab Kuning, (Jepara : Al-Falah Offset, 2003), hal. 33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar